expr:class'>

Blogroll

Minggu, 14 September 2014

Stop Bekerja Terlalu Keras, Kamu Cuma Butuh Kerja Cerdas !


Semenyenangkan apapun pekerjaan yang kita lakoni, akan ada titik dimana kita merasa jenuh dan lelah. Yeah, biar bagaimanapun bekerja memang bukan hal yang mampu terus memunculkan antusiasme setiap saat. Tugas yang menumpuk dan tekanan pekerjaan bisa menciptakan rasa bosan dan enggan.


Lalu, bagaimana agar bisa menjalani pekerjaan dengan lebih ringan? Tidak adakah cara untuk itu? Tentu ada dong, namanya kerja cerdas! Disini Kita akan paparkan bagaimana caranya.


Apa Itu Bekerja Cerdas?



Menurut Belle Beth Cooper, pembuat konten di Buffer, bekerja cerdas bukanlah tentang mengalokasikan waktu lebih panjang untuk melakukan suatu pekerjaan. Bekerja cerdas adalah upaya menyeimbangkan seluruh lini kehidupan agar nantinya membawa dampak positif pada produktivitas.

“Di Buffer, kami menekankan kepada seluruh anggota tim untuk bekerja dengan lebih cerdas. Seluruh anggota tim harus punya waktu tidur yang cukup, mendapatkan waktu untuk berolahraga, punya kesempatan berekreasi — dengan begini mereka akan lebih produktif saat bekerja.Selama ini banyak orang terjebak dalam pusaran kerja terlalu keras. Mereka tidak bisa berhenti menyentuh pekerjaan dan memikirkan berbagai tugas yang harus diselesaikan — meski di hari libur sekalipun. Kita terlalu mudah untuk jatuh pada lingkaran yang bernama: selalu bekerja setiap saat”
Kalau Kamu Mau Mulai Bekerja Cerdas, Inilah Cara yang Bisa Kamu Coba:


Letakkan Hanya 3 Hal Terpenting Di To Do Lists-mu Hari Itu

Alih-alih menempatkan banyak hal sekaligus dalam daftar pekerjaan yang harus diselesaikan hari itu, cobalah untuk membuat to do lists mu sesingkat mungkin. Hanya dengan 3 hal terpenting saja.

3 tugas yang kamu masukkan dalam to do lists ini adalah hal yang harus paling cepat diselesaikan. Pekerjaan yang apabila tidak kamu lakukan sesegera mungkin — bisa membuatmu harus lembur sampai larut malam.

“Selesaikan tugas terpenting mu di awal hari. Jika kamu terus menundanya, kamu hanya akan kehabisan waktu dan lagi-lagi tidak bisa menyelesaikan mereka. Jika tugas terpentingmu sudah selesai di awal hari, sisa harimu akan terasa lebih ringan”

Jika 3 tugas terpenting sudah bisa kamu selesaikan, kamu bisa berpindah ke tugas-tugas lain yang tidak begitu penting. Inilah cara efektif bekerja dengan cerdas, kamu harus bisa menempatkan prioritas sesuai tingkat urgensi tugas yang ada di depan matamu.

Fokus Pada Apa yang Bisa Kamu Selesaikan, Bukan Pada Waktumu Menyelesaikannya


Inti dari bekerja cerdas adalah bagaimana kamu bisa lebih produktif dalam waktu yang singkat. Selama ini kita menganggap bahwa banyaknya waktu yang kita alokasikan untuk suatu pekerjaan akan berbanding lurus dengan produktivitas yang kita hasilkan. Tapi kenyataan sering berkata lain. Kamu bisa duduk 8 jam di depan layar komputermu, tanpa menghasilkan apapun.

Cobalah mengubah perspektif soal produktivitas ini, produktivitas bukan lagi soal berapa banyak waktu yang kamu habiskan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Produktivitas adalah tentang apa saja yang bisa kamu lakukan dan mampu kamu selesaikan.

Pecah pekerjaan yang harus kamu selesaikan dalam bagian-bagian kecil. Semisal kamu seorang penulis yang ingin menyelesaikan sebuah artikel di hari itu. Jangan katakan pada dirimu.
“Ayo selesaikan artikel ini dalam 3 jam!”
namun gantilah dengan,
“Oke, aku harus menyelesaikan artikel. Aku harus mengerjakan bagian pembuka, isi, analisis, kemudian penutup.”
Membagi tugas kedalam bagian-bagian kecil akan membuat pekerjaanmu lebih terpeta dengan baik. Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan demi mencapai garis akhir. Selain itu, kepuasan saat mampu menyelesaikan tugas-tugas kecil juga bisa jadi penyemangat untuk lanjut ke tugas kecil berikutnya.

Ciptakan Sesuatu yang Membuatmu Merasa, “Hey! Ini Saatnya Bekerja”



Awal hari adalah waktu yang paling bisa dimanfaatkan untuk bekerja dengan produktivitas penuh, namun awal hari juga jadi waktu yang “mengerikan” jika tidak disikapi secara bijak. Ketika kamu tidak tahu apa yang harus dilakukan hari itu, kamu akan hilang arah dan hanya duduk diam tanpa menyelesaikan apapun.

Sebab itu, penting untuk menciptakan rutinitas dimana kamu tahu kapan harus benar-benar fokus dan mulai bekerja. Rutinitas ini bisa melibatkan kegiatan-kegiatan menyenangkan di dalamnya. Seperti, menyeduh kopi sembari mendengarkan playlist kesukaan. Saat kopimu habis, berarti saat itulah kamu harus mulai membuka folder pekerjaan yang sudah menanti.

Atau bisa juga dengan meletakkan ponsel dan segala gadget-mu di tas. Fokuskan perhatianmu pada layar komputer dan tugas-tugas yang menunggu untuk dijamahi. Menciptakan rutinitas dan menemukan pendorong untuk bekerja akan membuatmu tidak punya kesempatan bermalas-malasan tanpa mengasilkan apapun di hari itu.


Banyak orang tergoda untuk mencoba berbagai metode peningkat produktivitas, sebelum benar-benar menuntaskan problem yang selama ini menghambat kelancaran pekerjaan mereka. Satu-satunya cara untuk menemukan masalah dalam produktivitasmu adalah dengan melakukan tracking pada seluruh kegiatan yang kamu lakukan hari itu.

Lihat dan amati seluruh kegiatanmu sepanjang hari, temukan pola di mana kamu banyak menghabiskan waktu tapi tidak menghasilkan output apapun. Pola ini bisa kamu temukan di ritual berdandanmu yang terlalu lama, kebiasaan membuka situs media sosial di tengah jam kerja, sampai kemacetan yang membuatmu stres sebelum sampai di tempat kerja.

Jika masalahnya sudah kamu temukan, lalukan sesuatu yang nyata untuk mengubahnya. Contohnya, kamu bisa “memaksa” dirimu berdandan lebih cepat dengan berdandan di mobil, pada setiap traffic light bertanda merah. Atau memutuskan pindah tempat tinggal agar tidak lagi jadi komuter.

Dengan menemukan pola dan titik yang paling banyak membuang waktumu, kamu akan lebih tahu apa yang harus dilakukan untuk menggandakan produtivitasmu secara cerdas.


Hah, berhenti bekerja? Bagaimana mungkin kita bisa berhenti bekerja, sementara banyak hal yang masih harus diselesaikan? Kebiasaan bekerja tanpa henti juga tidak akan serta merta membawa dampak positif bagi produktivitasmu, kok!

Dengan tidak memiliki waktu berhenti yang ketat, kamu akan cenderung menunda melakukan tugas terpentingmu — karena merasa punya waktu yang panjang untuk melakukannya. Akhirnya, tugas terpenting tersebut juga gagal diselesaikan.

Ciptakan rutinitas yang membuatmu tahu kapan harus berhenti. Kamu bisa menggunakan jam sebagai patokan, atau menciptakan kegiatan selepas kerja yang harus kamu hadiri seperti: olahraga, acara keluarga dan bertemu kawan-kawan. Saat kamu tahu kapan harus berhenti bekerja, secara tidak sadar kamu akan menciptakan sistem dalam dirimu untuk bekerja dengan lebih terorganisir.

Kamu tidak punya sepanjang hari untuk mencumbui pekerjaanmu. Pulanglah, beri waktu untuk dirimu sendiri. ada sisi lain kehidupan yang juga perlu kamu berikan waktu agar tidak lepas dari kendali.


Semoga dengan tips ini kamu bisa bekerja dengan lebih cerdas, ya. Selamat melanjutkan aktivitas!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar