Pengertian Kepemimpinan
dari berbagai macam teori !
Kepemimpinan
itu termasuk kedalam suatu kerja sama didasarkan kepada kemampuan orang
tersebut, dan kepemimpinan itu juga di ratikan oleh para pendapat ilmuwan
diantaranya :
Menurut
Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan
pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut
Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu
bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong
atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono
(2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai
akibat pengaruh satu arah, karenapemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para
ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi
orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan
atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang
diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Tipe-
Tipe Kepemimpinan !
1)
Ada
enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas.
Tipe pemimpin Otokratis Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin
Tipe pemimpin Otokratis Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin
yang:
·
Menganggap
organisasi sebagai milik pribadi
·
Mengidentikan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
·
Menganggap
bawahan sebagai alat semata- mata
·
Tidak
mau menerima kritik, saran, dan pendapat
·
Terlalu
bergantung kepada kekuasaan formalnya
·
Dalam
tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur
paksaan dan punitif (bersifat menghukum).
2)
Tipe
Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
·
Sering
mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
·
Senang
bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
·
Senang
kepada formalitas yang berlebih- lebihan
·
Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
·
Sukar
menerima kritikkan dari bawahan
·
Menggemari
upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan
3)
Tipe
Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
Yaitu seorang pemimpin yang:
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
·
Bersikap
terlalu melindungi
·
Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
·
Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya.
·
Sering
bersikap maha tahu
4) Tipe
Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
5)
Tipe
Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat:
Yaitu seorang yang bersifat:
·
Dalam
memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa
para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati
nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap
tercapai.
·
Organisasi
akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri
dari orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh
masing- masing anggota.
·
Seorang
pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan
organisasional.
·
Seorang
pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan
sendirinya
6)
Tipe
Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
Yaitu tipe yang bersifat:
·
Dalam
proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia
adalah makhluk termulia di dunia
·
Selalu
berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
·
Senang
menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
·
Selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
·
Selalu
berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
·
Berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
·
Para
bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran
sertanya dalam proses pengambilan keputusan
.
Tipe-Tipe Kepemimpinan
!
A.
Model
kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya
dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang
harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin
bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang
menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian
tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk
berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi
pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada
kepentingan dan kebutuhan bawahan.
B.
Model
” Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut
model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang
terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut
mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.
Seorang
akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:
·
Hubungan
atasan dan bawahan dikategorikan baik;
·
Tugas
yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi;
·
Posisi
kewenangan pemimpin tergolong kuat.
C.
Model
Situasional
Model
ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan
tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam
model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya
dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan
yang dapat digunakan adalah
·
Memberitahukan;
·
Menjual;
·
Mengajak
bawahan berperan serta;
·
Melakukan pendelegasian.
D.
Model
” Jalan- Tujuan “
Seorang
pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan
jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut
yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin
kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan
hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
E.
Model
“Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
Perhatian
utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan
keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus
diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma
tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan
dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan
keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh
situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses
pengambilan keputusan.
Teori yang mendasar
kepemimpinan !
1.
Teori
Sifat
Teori
ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin
itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi
seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi
pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan
berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu
dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
·
pengetahuan
umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme,
fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
·
sifat
inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,
keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi
pendengar yang baik, kapasitas integratif;
·
kemampuan
untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas,
membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan
berkomunikasi secara efektif.
Walaupun
teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat
deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan
efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun
apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya
mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat
diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2.
Teori
Perilaku
Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
·
konsiderasi
dan struktur inisiasi
Perilaku seorang
pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah
tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di
samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
·
berorientasi
kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin
yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan
penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain,
perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua
yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model
grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi
yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan
perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi
dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
3.
Teori
Situasional
Keberhasilan
seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan
dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan
dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu
dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
·
Jenis
pekerjaan dan kompleksitas tugas;
·
Bentuk
dan sifat teknologi yang digunakan;
·
Persepsi,
sikap dan gaya kepemimpinan;
·
Norma
yang dianut kelompok;
·
Rentang
kendali;
·
Ancaman
dari luar organisasi;
·
Tingkat
stress;
·
Iklim
yang terdapat dalam organisasi.
Menjelaskan fungsi
kepemimpinan dalam organisasi !
Fungsi
pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi
yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
·
Fungsi
administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan
menyediakan fasilitasnya.
·
Fungsi
sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing,
directing, commanding, controling, dsb.
Dalam
upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus
dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut
Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi
sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus
berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok atau
organisasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar